Sunday, June 7, 2009

4 Lembaga Survei Indonesia 3 Diantaranya Memenangkan JK

Hari ini saya membaca beberapa koran metro politan makassar, ada yang saya lihat menonjol dari setiap larik berita yang sempat terlihat oleh mata saya yang sexi. Seperti biasanya berita yang pertama saya cari adalah pertautan PILPRESS tahun ini 2009.

Nah, seperti biasa perolehan analisa para lembaga survei indonesia tidak bisa di nafikan begitu saja. Mereka juga membuat suatu hasil analisa berdasarkan sebuah metode yang memiliki nilai ilmiah. Maka oleh karenanya tak pantaslah kiranya jika kita tidak mau tahu hasil analisa ilmiah yang mereka hasilnya.

Walhasil 3 diantara lembaga survey Independent memenangkan JK-Win satu diantaranya memenangkan mutlak 70% suara di libas JK. 2 dan antara memenangkan Jk dengan hasil biasa saja.

Nah, jika ini ring tinju berarti kita memiliki 4 juri , sudah pastilah JK -WIN menang mutlak 3 : 1 melawan SBY, Tapi ini hanya survei vote bukan sebuah hasil mutlak. Hasil sebenarnya nanti Tuhan yang MAHA tahu.......

Sunday, May 24, 2009

10 TANDAH - TANDA KEKALAHAN SBY, Benarkah?

Seorang paranormal Ki Joko Bodo juga telah meramalkan kekalahan SBY seperti postingan saya sebelumnya http://public.kompasiana.com/2009/04/22/ramalan-ki-joko-bodo-sby-tumbang/ tanda-tanda lain adalah sebagai berikut :

1. Dalam Rakernas PD di Kemayoran pasca Pileg, SBY melontarkan kalimat akan menolak hasil pemilu 300 % jika masalah DPT tidak selesai, ini pengingkaran nyata yang tidak disadari SBY, karena jika mau menyelesaikan DPT Pileg, maka sejumlah pemilih yang tidak masuk List DPT saat Pileg, harus diadakan pencontrengan ulang. Nyatanya tidak dilakukan, secara tidak sadar SBY sebenarnya sudah menolak hasil Pileg yang dimenangkan oleh PD.

2. Saat SBY melakukan sukuran di Cikeas untuk kemenangan PD di Pileg melontarkan pidato perang urat syaraf terhadap JK dengan slogan lebih cepat lebih baik, padahal slogan ini ada sebelum masa kampanye Pileg, koq bukan saat itu SBY bereaksi. Artinya SBY menyadari posisi yang terpojok, merasakan bayang-bayang kekalahan, penurunan semangat keyakinan akan menang. Lontaran ini juga disampaikan pada saat yang kurang tepat, lagi acara sukuran, kenapa mesti di isi dengan pidato seolah permusuhan. Artinya menodai barokah sukuran itu sendiri.

3. SBY tidak Berbudi lagi, istilah ini muncul setelah tagline SBY Berbudi diganti dengan SBY-Boediono, karena makna berbudi bagi orang palembang bermakna pembohong. Bagi kalangan yang percaya dunia mistikus ini adalah pertanda buruk, bagi kalangan awam ini menjadi tanda tanya besar, “koq bisa kena gitu ya.” Terlepas dari ini saya menilai bahwa SBY memilih Boediono tidak dalam persiapan yang matang, seperti tiba masa tiba akal, buktinya taglinenya mengalami kesalahan fatal. Jadi lamanya penentuan sikap SBY memilih cawapres bisa dikatakan SBY sangat gamang, lelet dan tidak bisa berpikir cepat dan strategis di dalam menentukan sikap.

4. Pemilihan Boediono SBY seperti bertarung mengundi nasib bak pepatah, “Air di tempayang ditumpahkan karena mengharap hujan besar akan datang,” Motivasi lain memilih Boediono selain sebagai misi di dalam membangun citra bahwa SBY serius menangani persoalan ekonomi Indonesia adalah kaderisasi Boediono sebagai Capres PD di Pemilu 2014. Ternyata Boediono mengalami banyak penolakan di berbagai kalangan, ini kesan arogansi SBY, padahal banyak tokoh lain yang lebih baik dan tidak resisten konflik di tengah masyarakat. Membuang air ditempayang karena jika berpasangan dengan JK atau HNW, SBY sudah jelas menang, sangat mungkin menang di putaran pertama. memilih Boediono karena mengharap hujan besar akan datang, bisa menang Pilpres nanti, bisa melindungi obligor BLBI yang bermasalah, dan Boediono siap di kader oleh SBY untuk suksesi di Pilpres 2014. Jika hujan besar yang diharap tidak datang, apa mau dikata mari bersama PD makan bubur. Yang jelas bulan Juli dan September saat Pilpres itu sudah musim kemarau.

4. SBY sebagai presiden adalah Pangti TNI, pada hari Senin 6 April 2009 pukul 13.00 Wib Pesawat Fokker TNI AU jatuh di Lanud Hussein Sastranegara Kota Bandung di mana SBY mengambil tempat deklarasi nyapres juga di kota Bandung. Saat deklarasi SBY Berbudi mengenakan busana warnah merah, simbol kalah, jatuh dan terluka. Mungkin kebetulan saja. Namun pada hari Selasa 28 April 2009 pukul 10.30 Wib Pesawat TNI AL Tobago (TB-10) jatuh di Sungai Srilandak Semarang Jateng. Artinya SBY akan kalah telak di Dapil Jateng dan Jogya, mungkin dari JK-Wiranto atau Mega-Pro, yang jelas SBY Berbudi jadi nomor bontot kurus kering di Jateng. Dan pada Hari Rabu 20 Mei 2009 pukul 06.00 Pesawat Hercules C-130 jatuh di Magetan Jatim di mana Jatim sebagai tempat kelahiran SBY dan Boediono dengan dukungan PKB diperkirakan akan menuai suara padat voter. Peristiwa ini pertanda mungkin SBY Berbudi akan kalah suara dari pasangan lain di Jatim, mungkin pula pertanda SBY Berbudi kalah dalam Pilpres.

5. SBY telah mengingkari karomah tanggal kelahirannya 9 September 1949 yang selama ini dipercayainya, contohnya PD dibentuk pada tanggal 9 September 2001 dan memiliki Tabloid SBY 9949. Karena deklarasi capresnya diadakan pada tanggal 15 Mei 2009 diundur dari rencana paling awal pada tanggal 9 Mei 2009. Kebetulan tanggal 15 Mei adalah hari kelahiran JK yang sudah deklarasi di Tugu Proklamasi, mungkin kebetulan bisa pertanda SBY Berbudi akan terkalahkan oleh JK-Wiranto.

6. Pertanda lain dengan dipilihnya Boediono, mesin politik koalisi partai dari PAN, PKS dan PPP, akan berbuat setengah hati, mendua, buktinya elit ketiga partai ini mengalami perpecahan. Di level grassroot voter ke tiga partai ini menjadi massa mengambang, potensi swing voter cukup tinggi.

7. Massa voter SBY-JK di Pilpres I 2004 adalah 33 %, pada putaran ke dua 66 %, penolakan SBY berduet kembali dengan JK, menghasilkan 33 % massa mengambang, akan melakukan swing voter ke pasangan lain sebagai dampak rasa kecewa.

8. Issu ketrlibatan Boediono di dalam kasus Obligor bermasalah BLBI. Pada tahun 1997-1998 pemerintah Orba mengundang IMF masuk ke Indonesia di mana Boediono dan Sri Mulyani adalah perwakilan pemerintah di dalam TIM IMF dalam rangka misi perbaikan ekonomi dengan cara resstrukturisasi dunia perbankan dan pengurangan subsidi BBM serta pengucuran BLBI di dalam penyiapan Aksevibilitas penyediaan dana perbankan yang mulai kekurangan modal karena aksi money rust para penabung.

9. Pada jaman kepresidenan Megawati, dimana SBY dan JK mundur, Boediono sebagai menteri keuangan merekomendasi penjualan beberapa BUMN seperti Indosat ke pada Investor asing, hal ini juga bagian dari scenario IMF untuk menyehatkan BUMN dengan melegonya ke pihak asing. Dan pada posisi yang sama Boediono kembali menggelontorkan dana 600 trilyun umumnya kepada obligor BLBI yang bermasalah dan sekarang menjadi donasi partai tertentu dan kontestan pilpres, di mana pada Pemilu 2004 para obligor ini juga menjadi donasi yang sama, seperti gaya klasik Robin Hud. Dana 600 trilyun ini juga masih macet dan bermasalah. Jadi jangan heran jika muncul tudingan Pengwapresan Boediono adalah sebuah scenario besar menyelamatkan para obligor BLBI yang bermasalah. http://public.kompasiana.com/2009/05/16/scenario-besar-penyelamatan-obligor-blbi/. Boediono melahirkan citra kesedarhanaan palsu, hidup sederhana tetapi menumpuk uang 22,06 Milyar, dengan pertambahan setiap tahun sebesar 3 Milyar. Sedangkan figur Boediono tidak memiliki ladang bisnis atau aktivitas sosial.

10. Issu Boediono sebagai neoliberalisme dapat dipahami karena beliau ahli dalam bidang ekonomi makro, memahami kedua korelasi ini anda tidak perlu untuk kuliah di fak ekonomi karena ekonomi makro menganut paham pasar bebas, invidualitas, dan penguatan ekonomi pada investor usahawan yang tidak peduli apakah itu dari investor dalam negeri atau pihak asing. kalau proses tender tentu investor asing lebih unggul. Dari berbagai tekanan dan issu praduga sepak terjang Boediono, menurut informasi salah seorang teman jurnalist kawakan, bahwa Boediono mungkin akan mundur sebagai cawapres SBY.

Anda setuju tidak setuju dengan postingan ini, ini hanya analisa pertanda seperti ramalan cuaca, lebih cepat lebih baik para fans SBY dan Tim Suksesnya menjadikan tulisan ini sebagai referensi menyiapkan pawang hujan, karena dua pasangan lain tentu sudah menyiapkan hal yang sama. Wallahualam.

Tuesday, May 19, 2009

TAK KENAL MAKA TAK SAYANG JK-WIN

Saya dahulu hanya mendengar JK secara sederhana. Beliau Kalau bicara ceplas ceplos . Tapi tidak berarti tidak berisi. Bukan tong kosong nyaring bunyinya" tetapi Berani betindak berani mengambil resiko. Cepat tanggap dalam memahami problem bangsa ini. Bekerja dengan berani memberikan bukti dengan resiko apapun demi untuk rakyat.

Saya melihat ketulusan untuk memimpin bangsa ini, melihat celah-celah dari kehidupan bangsa ini. Memberikan solusi yang cepat untuk rakyat. Saya tak ingin menggembor-gembarkan kebaikan beliau yang dengan tulus mau membantu rakyat yang sedang kesusahan, jangan sampai dinilai RIYA, mudah-mudah beliau IKHLAS dan terus bisa berdekatan dengan rakyat terutama rakyat kecil dan yang hidup di garis kemiskinan ke bawah. JK- WIN

INDONESIA MEMBUTUHKAN PEMIMPIN "SOFTPOWER"

Jika anda menilai sosok JK sebagai seorang saudagar kaya yang hanya mementingkan diri sendiri, Mungkin anda tidak mengenal baik siapa beliau. Tak perlu jauh sebagai contoh kecil dimana kiprah beliau dalam mendamaikan ACEH dan konflik yang pernah terjadi di AMBON. Beliau bertindak dengan cepat dan sangat responsif. Dengan metode pendekatan yang membuat semua orang merasa tidak dirugikan.

Saya terus terang mulai kagum dengan beliau setelah mengenal banyak siapa beliau ( JK) dan sepak terjangnya selama menjabat Wakil Presiden bahkan sebelumnya.

Dan oleh karenanya saya masih menantikan kiprah beliau mudah-mudahn bisa menjadi rahmat bagi bangsa Indonesia. AMIN

SBY MEMILIH YANG PINTAR TAPI RAGU AKAN MENANG

Tudingan SBY ( Susilo Bambang Yhudoyono) memilih Boediono sebagai calon wakil presidennya merupakan langkah tepat tetapi dalam keraguan untuk bisa menang.

Dulu ketika kita menanti-nanti siapa yang akan dipilih oleh SBY untuk menjadi wakilnya membuat kita meraba-raba peta kekuatan yang akan menambah kekuatan SBY. Tapi siapa sangka SBY memilih " Berbudi" yang justru akan membuat peta perolehan suaranya 'PINCANG'.

Kontraversi di tubuh Partai Demoktrat Dengan Kualisinya akan berdampak baik bagi kekuatan JK. Jangan salah jika 23 Bus partai di embat habis oleh Demokrat " mungkin karena mereka Ragu akan kekuatan sendiri" tetapi toh pada akhirnya para penumpang partai lari ke JK.

Monday, May 18, 2009

RAIH KEMENANGAN DENGAN CARA BAIK

Konstalasi politik hari ini telah memberikan signal positih baik perkembangan demokrasi kita. SBY sebagai presiden pertama bersama dengan Pak JK sebagai Wapres yang terpilih melalui pemilihan langsung oleh rakyat telah berhasil memasang pondasi baik terhadap sistem demokrasi yang ada di indonesia. Sekarang telah ada 3 pasangan Calon R1 dan R2 yang akan bertarung. Politik memang harus berjalan sebagai bagian dari sebuah sistem demokrasi. Pak JK "Anda telah memulai sebuah permainan lebih dahulu maka karena anda yang memulai maka saya dukung kemenangan anda" Kemenangan anda adalah Untuk memperjuangkan kesejahtraan Rakyat. JK - WIN ....

POLLING SMS HARI INI MASIH DI DOMINASI JK (67%)

Poling sms hari ini (FAJAR Indonesia Timur red.) masih di dominasi oleh JK sebesar 67%. Hasil polling sms ini masih menjagokan JK di susul SBY diposisi ke-2 dg perolehan sekitar 26%. Apa yang tercermin dengan polling bukan hasil mutlak, tetapi indikasi kepopuleran dan dukungan terhadap JK- WIN terus berkembang.